Kita boleh Telanjang, tapi jangan bulat-bulat.



Selalu ingin menulis kata yang dapat memberi suntikan semangat, kata yang sederhana namun ber-Daya...bagi hidupku...^_^


Butuh advis untuk meringankan antesedan. Seenaknya menganulir dengan apatis, padahal animo hampir finish. Hanya saja apriori belum merekah, masih berupa argot-argot beku. Disparitas menciptakan elegi. Perasaan yang frontal menjadi fluktuatif. Genial..., grafologi dan futurologi tak terdeteksi. Aku bukan hipokrit pun indolen yang mengkamuflase segala. Hapus sikap skeptis karena kita butuh restorasi...!


"Selamat menyelami huruf-huruf (usang)-ku"

Kamis, 12 Juli 2012

Monev III - SDI Mahima

120712
Hari kedua monev saya bertukar posisi dengan Mansur untuk mendampingi Pak Ali dan Mbak Lilla ke kecamatan Reo, tepatnya di SDI Mahima yang terletak di dusun Wangkung. Rombongan kami berangkat dari Ruteng sekitar pukul 11.00 WITA karena menunggu armada yang telah disiapkan oleh dinas. Tiba di Reo sekitar pukul 13.00 WITA. Desa Mahima bisa di tempuh selama 45 menit dari Reo dengan kendaraan bermotor, sedangkan SDI Mahima hanya bisa di jangkau dengan berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit
.

SDI ini terletak di perbukitan yang jauh dari pemukiman penduduk. Mengapa demikian? Alasan utama mengapa SDI ini dibangun di atas bukit agar bisa di jangkau oleh penduduk dari 3 kampung, sehingga sekolah ini bisa dikatakan sebagai pusat pendidikan dari 3 kampung tersebut. Siswa yang bersekolah di sana berasal dari kampung Rabok yang berjarak 6 km, Lada berjarak 2 km, dan Copu yang berjarak 2 km dari sekolah. Sedangkan jarak sekolah dari kampung Mahima sendiri adalah 2 km. Karena alasan jarak itulah sehingga mau tidak mau KBM baru di mulai pada pukul 08.00 WITA. Tidak jarang siswa terlambat dan tidak masuk karena alasan cuaca. Siswa harus menempuh jarak yang tidak dekat untuk pergi ke sekolah. Mereka harus mendaki dan menurun bukit, dan tak jarang mereka pulang dengan hati kosong karena sungai yang biasa mereka lewati sedang banjir sehingga tidak bisa menyebrang.


Tampak pada gambar di atas, tim monev sedang beristirahat pada saat perjalanan dari desa Mahima menuju dusun Wangkung letak sekolah yang akan di monitoring. Perjalanan yang sangat payah, hanya batu-batuan cadas yang tampak,  kondisi jalan yang berdebu serta terik matahari yang menyengat membuat langkah kami semakin gontai. Mbak Lilla hampir saja menyerah di perjalanan, keringat yang mengalir serta wajah pucat pasi memaksa Pak Ali untuk mengambil keputusan darurat. "Temen-temen yang lain tetap di sini menunggui Mbak Lilla setelah itu turun, biar Saya dengan Anto dan Dwi saja yang naik" tegas Pak Ali Formen yang membuat semangat kami tiba-tiba hilang. Namun berkat doa dan keinginan kami yang kuat, Mbak Lilla memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan sampai ke SDI Mahima. "Alhamdulillah... hehehe" kataku dalam hati.

Tiba di sekolah, kami disambut dengan adat kepok yang ditandai dengan pengalungan selendang dan penyerahan bir serta ayam oleh kepala sekolah. Luar biasa...fakta bahwa tradisi setempat masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar adalah kabar gembira. Tanpaa bsa basi monev pun dimulai. Kepala sekolah begitu senang dan merasa terbantu dengan hadirnya guru SM-3T yakni Pak Rapang dan Ibu Pungkas. Kepala sekolah berharap sekolahnya lebih pendapat perhatian dari dinas karena beberapa gedung memang kondisinya sudah tidak layak, sehingga siswa kelas 1 dan 2 harus belajar di bawah pohon.

Kondisi sosial guru SM-3T juga sangat baik, mereka cepat melebur dengan masyarakat sekitar. Toleransi antarumat beragama sangat tinggi. terbukti dengan terlibatnya guru SM-3T yang beragama muslim pada acara-acara gereja, kemudian toleransi yang tinggi dari kepala sekolah yang beragama Katolik untuk memberikan izin kepada guru SM-3T  pergi ke Reo melaksanakan ibadah salat jumat setiap minggunya. Mereka hidup berdampingan layaknya sebuah keluarga. Walaupun berbeda agama, ras, budaya namun selama masih dalam wilayah NKRI "Kami adalah saudara setanah air".

Akhirnya tepat pada pukul 17.00 WITA rombongan mohon diri untuk kembali ke Reo karena tim monev harus melanjutkan perjalanan ke Ruteng.

Sandra Novita Sari_Sarjana Mendidik di daerah 3T  2011 (Kab. Manggarai)




0 komentar:

Posting Komentar