Kita boleh Telanjang, tapi jangan bulat-bulat.



Selalu ingin menulis kata yang dapat memberi suntikan semangat, kata yang sederhana namun ber-Daya...bagi hidupku...^_^


Butuh advis untuk meringankan antesedan. Seenaknya menganulir dengan apatis, padahal animo hampir finish. Hanya saja apriori belum merekah, masih berupa argot-argot beku. Disparitas menciptakan elegi. Perasaan yang frontal menjadi fluktuatif. Genial..., grafologi dan futurologi tak terdeteksi. Aku bukan hipokrit pun indolen yang mengkamuflase segala. Hapus sikap skeptis karena kita butuh restorasi...!


"Selamat menyelami huruf-huruf (usang)-ku"

Kamis, 14 Februari 2013

MEROKOK MENURUNKAN KONSENTRASI Oleh: Sandra Noryz


Siapa bilang merokok dapat meningkatkan konsentrasi? Alasan klise para pecandu rokok yang mengatakan rokok dapat mendatangkan berbagai inspirasi dan ide cemerlang itu terbantahkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Amerika Serikat menyebutkan hal sebaliknya. Zat nikotin yang terkandung dalam rokok justru menyebabkan degradasi atau setidaknya berpotensi menurunkan tingkat perhatian dan konsentrasi para perokok aktif maupun pasif.
Sejumlah peneliti yang dipimpin Leslie Jacobson menemukan fakta bahwa remaja perokok yang juga terkena racun nikotin saat masih berada dalam kandungan menunjukkan penurunan yang signifikan pada kemampuan memeperhatikan dan konsentrasi yang berkaitan dengan terganggunya penglihatan dan pendengaran mereka. Para peneliti menyebutkan bahwa penurunan tingkat perhatian dan konsentrasi akibat nikotin ini juga berpengaruh pada pria dan wanita meski dengan cara yang berbeda. Pada wanita misalnya, wanita perokok dengan kandungan nikotin yang tinggi berpotensi mengalami gangguan pada kesehatan rahim. Sementara pada pria, zat nikotin berpengaruh pada pendengaran. Perbedaan pengaruh nikotin pada pria dan wanita sangat tergantung pada kerja nikotin terhadap produksi hormon.
Bila suatu penelitian membuktikan adanya penurunan kemampuan konsentrasi akibat pengaruh nikotin, lalu mengapa pecandu rokok meyakini bahwa rokok dapat meningkatkan kemampuan berpikir? Menurut ahli, nikotin bekerja dengan meningkatkan daya pacu jantung sehingga para perokok merasa lebih bersemangat. Selain itu, nikotin juga memacu produksi zat kimia yang terdapat pada otak yang disebut dipamine, zat ini berfungsi melegakan pikiran dan menerangkan. Meski demikian,  dalam jangka panjang nikotin justru mengurangi kemampuan otak untuk merasakan efek dopamine, sehingga secara tak langsung merangsang perokok untuk merokok lebih banyak lagi agar dapat merasakan efek dopamine yang serupa.
Jika kebutuhan rokok tidak dipenuhi, maka akan timbul perasaan depresi dan kelelahan yang disebabkan menurunnya kemampuan otak untuk merespon dopamine tersebut. Inilah fase kecanduan pada seorang perokok. Jadi untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya langkah-langkah konkret seperti seminar dan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka mengetahui bahaya yang ditimbulkan zat nikotin dalam rokok.