Kita boleh Telanjang, tapi jangan bulat-bulat.



Selalu ingin menulis kata yang dapat memberi suntikan semangat, kata yang sederhana namun ber-Daya...bagi hidupku...^_^


Butuh advis untuk meringankan antesedan. Seenaknya menganulir dengan apatis, padahal animo hampir finish. Hanya saja apriori belum merekah, masih berupa argot-argot beku. Disparitas menciptakan elegi. Perasaan yang frontal menjadi fluktuatif. Genial..., grafologi dan futurologi tak terdeteksi. Aku bukan hipokrit pun indolen yang mengkamuflase segala. Hapus sikap skeptis karena kita butuh restorasi...!


"Selamat menyelami huruf-huruf (usang)-ku"

Rabu, 27 Oktober 2010

Hidupku Mengukur Diujung Pulau

Tak bisa menulis dengan kebisuan, hidup = mati, mati = sendiri. Laut itu memerah laiknya percikan darah yang menari dari liaran makna hidup. Akan sampai pada waktunya, di mana tarian itu meredup dengan tali kasihnya. Aku tak mampu mengeja kata pun meraba maya.
Aku akan menggali kuburku sendiri. Tiada beda dengan kerusuhan diotakku yang menyambar habis kegalauan. Tak pernah sampan berlabuh pada ogokan tanah di laut. Tak ada beda ia atau paras cantik. Semua akan tiba pada ketahanan yang hakiki...karena aku tak kan mampu memberi sedekah cinta dan aku tak kan bisa memberi sekantung rindu. Bukan apa-apa, karena tiada yang bisa menyingkapnya.
Ia sama sepertiku nyaris tanpa selisih...membercaki lembaran hitam dengan tinta manis. Ya...ya.. begitu hebatnya aku, meniduri malam lembab tanpa jeda yang berarti. Pergi...pergi ke dalam lubang senjamu. Aku bahkan tak rela memandang sapuan ombak gunung itu, hijau yang memerihkan! Menghebatkan birumu dengan daun laut itu, biru yang memilukan! Entah...retak meretak seuja bilurku meruwat hidup yang terkikis. Mencoba memahat pulau pikirku dengan pisau atau tatah. Membentuk petakpetak epigon yang menyesatkan. Terlalu lampau keklisean semesta yang menyapa zaman, karena rinai tak kan pulih dengan bantuan rinduk hujan.
Tak ada yang biasa di sini. Semua terpoles dengan kedengkian. Tak ada kebersahajaan dengan bumbu semu yang merebahkan aroma busuk ke seantero jagad.
Goresan Semu:
“Sandra Noryz”
(Magelang, 26 Oktober 2010)

0 komentar:

Posting Komentar