PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ULEAD DAN MEDIA WAYANG DONGENG DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG PADA
SISWA SMP KELAS VII
Oleh
Sandra Novita Sari *
ABSTRAK
Keterampilan menyimak adalah
keterampilan yang pertama harus dikuasai sebelum keterampilan berbahasa yang
lain. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, keterampilan menyimak
masih dianggap remeh karena metode dan media yang digunakan guru kurang
variatif sehingga siswa menjadi bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Variasi media pembelajaran adalah solusi tepat dalam pembelajaran menyimak dongeng, dengan membandingkan media ulead dan media wayang dongeng untuk mengetahui tingkat keefektifan pembelajaran menyimak dongeng. Alasan dibandingkannya kedua media, karena memiliki persamaan sebagai
media dua dimensi yang berkarakter. Media Ulead dinilai lebih efektif untuk
meningkatkan keterempilan menyimak dongeng daripada media wayang dongeng. Media
ulead lebih menarik karena memiliki beberapa keunggulan seperti mudah
dipelajari, dapat divariasikan sesuai keinginan, mudah cara membuatnya. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa penggunaan media ulead dengan metode resitasi dapat menarik minat siswa
dan memudahkan siswa dalam menyimak dongeng. Dengan kata lain, pembelajaran menyimak
dongeng melalui media ulead dengan
metode resitasi dapat meningkatkan
keterampilan menyimak dongeng siswa.
Kata kunci: Keterampilan menyimak dongeng, media
ulead, media wayang dongeng , metode
resitasi
|
PENDAHULUAN
Dunia keilmuan dewasa ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan perkembangan ilmu dan teknologi
yang mendukung kemajuan dan kompleksitas ilmu khususnya ilmu bahasa. Perkembangan ilmu dan teknologi menuntut masyarakat untuk menyimak berbagai
informasi yang ada, baik melalui media radio, televisi, dan telepon, maupun
bertemu secara langsung. Dari empat keterampilan berbahasa yang ada,
keterampilan menyimak adalah keterampilan yang pertama harus dikuasai sebelum
keterampilan yang lain, karena keterampilan ini sering digunakan dalam berbagai
lembaga di lingkungan pemerintahan dan swasta.
Uraian
tersebut bertolak belakang dengan kondisi pembelajaran menyimak dongeng yang terjadi di
sekolah. Keterampilan menyimak dongeng masih dianggap remeh oleh kebanyakan siswa.
Persepsi ini muncul dari pembelajaran yang ada selama ini, karena metode dan
media yang digunakan tidak variatif sehingga menyebabkan siswa menjadi bosan
dan meremehkan keterampilan tersebut. Dalam mengikuti pembelajaran menyimak di
kelas, siswa sering tidak fokus dan mengantuk karena bahan simakan yang monoton
dan membosankan, siswa juga tidak antusias dan bersemangat dalam belajar.
Untuk
mengatasi masalah tersebut, dalam upaya memperbaiki keterampilan pembelajaran
menyimak dongeng, maka kiranya perlu variasi media pembelajaran menyimak
dongeng dengan membandingkan penggunaan dua media untuk mengetahui tingkat keefektifan
pembelajaran menyimak dongeng. Dua media yang akan diujicobakan adalah media ulead dan media wayang dongeng.
Alasan dibandingkannya kedua media
tersebut, yaitu media ulead dan media
wayang dongeng, karena keduanya merupakan media dua dimensi yang berkarakter.
Bahan ajar yang disajikan untuk siswa adalah sama, yaitu dongeng yang dikemas
dalam dua media yang berbeda. Keunggulan media ulead adalah (1) program ulead
kecil, sederhana, dan ringan, (2) mudah dipelajari, (3) bisa divariasikan
sesuai dengan kebutuhan, dan (4) cara penggunaan dalam pembelajaran sangat
mudah. Keunggulan dari
media wayang dongeng adalah (1) bahan baku yang digunakan untuk membuat wayang
dongeng mudah didapatkan, (2) pembuatan media sangat mudah, (3) penggunaan
media wayang dongeng dalam pembelajaran sangat mudah, (4) wayang dibentuk
menyerupai tokoh yang ada dalam cerita dongeng sehingga siswa mampu
berimajinasi untuk dapat memahami isi cerita dalam dongeng.
Pembelajaran menyimak dongeng dengan
menggunakan media ulead dan media
wayang dongeng, sangat tepat jika dikombinasikan dengan metode resitasi, karena
metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana siswa harus membuat
resum dengan kalimat sendiri. Kelebihan Metode ini adalah
(1) lebih
merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok,
(2) dapat
mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru, (3) dapat membina tanggung jawab dan disiplin
siswa, (4) dapat mengembangkan kreativitas siswa. Setelah siswa menyimak dongeng dari
media yang disajikan, siswa diwajibkan membuat ringkasan atau resum mengenai
isi dongeng yang telah disimak untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG
Dongeng
merupakan salah satu bentuk dari cerita rakyat yang bersifat menghibur. Dalam
dongeng terkandung nilai-nilai yang diangkat dan dimanfaatkan dalam kehidupan
nyata. Dongeng berkembang dalam tradisi lisan secara turun-temurun di
masyarakat. Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan
(Tarigan 1986:28). Keterampilan menyimak disebut keterampilan reseptif sebab
selama berlangsung kegiatan komunikasi tersebut, penyimak aktif menerima,
menangkap, memahami, dan mengingat ujaran atau rangkaian huruf yang diterimanya.
Secara fisik, penyimak menerima pesan atau informasi-informasi melalui
pendengarannya, tetapi secara mental, penyimak aktif mencerna dan mengolah
pesan-pesan tersebut agar dapat memahami maksudnya. Jadi keterampilan menyimak
dongeng adalah kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan
dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, dan interpretasi
untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi dan merespon yang
terkandung dalam karya prosa lama yang ceritanya berisi tentang hal-hal atau
peristiwa yang tidak pernah terjadi yang bertujuan sebagai sarana hiburan dan
pembelajaran moral.
PENGGUNAAN MEDIA ULEAD
DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG
Pembelajaran
menyimak dongeng masih menggunakan cara konvensional dengan bercerita secara
lisan di depan kelas. Cara ini sering digunakan oleh guru, sehingga
pembelajaran cenderung monoton dan kurang variatif. Maka, media ulead akan digunakan dalam pembelajaran
menyimak dongeng.
Media
ulead merupakan sofware yang digunakan untuk memotong
dan mengedit gambar atau video baik dari amatir hingga profesional. Di dalam
program ulead ini terdapat
fitur-fitur yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja, dengan kata lain media
ini dapat divariasikan sesuai dengan keinginan pembuat agar lebih menarik.
Media ulead akan digunakan guru dalam
pembelajaran menyimak dongeng dengan bantuan LCD. Guru hanya mengawasi dan
mengamati siswa ketika menyimak dongeng dengan media ulead.
Dari
penggunaan media tersebut, diharapkan ada perbedaan kemampuan menyimak dongeng
pada siswa kelas VII sehingga dapat mengetahui keefektifan kedua media tersebut
dalam pembelajaran menyimak dongeng.
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DONGENG DALAM PROSES
PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG
Media wayang dongeng adalah sebuah media yang
digunakan untuk pembelajaran menyimak dongeng. Media ini terbuat dari kertas
karton atau kardus yang dibentuk menyerupai tokoh dalam isi cerita dan di
bawahnya diberi tangkai. Media wayang dongeng akan digunakan oleh guru dalam
pembelajaran menyimak dongeng dengan cara digerak-gerakkan. Guru bercerita
dengan menggunakan wayang dongeng sebagai media atau alat peraga.
Media
ini bisa divariasikan dengan cara memberi warna pada kertas karton agar lebih
menarik. Pemberian warna juga disesuaikan dengan karakter tokoh dalam dongeng,
agar tokoh benar-benar mirip dan siswa bisa mendapatkan gambaran lebih jelas
bagaimana wajah, struktur tubuh tokoh yang dimaksud dalam cerita dongeng. Guru
juga bisa lebih bereksplorasi dalam bercerita dengan begitu siswa akan lebih
tertarik dan isi cerita dalam dongeng akan dipahami oleh siswa . Selain itu,
siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena guru sangat komunikatif dalam penyampaian isi
cerita.
Media ini dinilai sangat komunikatif,
karena dalam pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa. Guru
berperan sebagai dalang (dalam pewayangan) dan siswa berperan sebagai penonton
atau pendengar.
BUKTI KEEFEKTIFAN MEDIA ULEAD DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG
Penggunaan media ulead dalam pembelajaran menyimak
dongeng sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak dongeng pada kelas
eksperimen. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa.
Nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum
diberi perlakuan dengan media ulead mencapai
73,31% dan setelah diberi perlakuan
meningkat menjadi 76,59%.
Selain itu, alasan mengapa media ini efektif digunakan dalam pembelajaran
menyimak dongeng dikarenakan tampilan gambar yang bisa mewakili karakter tokoh
dalam cerita sehingga dapan menciptakan imajinasi bagi siswa. Media Ulead tidak hanya bisa dikombinasikan
dengan suara guru tetapi bisa ditambah dengan musik pengiring sesuai dengan
alur cerita yang ditampilkan. Berikut ini akan diuraikan bukti media ulead lebih efektif daripada media
wayang dongeng.
BUKTI KEEFEKTIFAN MEDIA ULEAD DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG
Penggunaan
media wayang dongeng dalam pembelajaran menyimak dongeng kurang efektif untuk
meningkatkan kemampuan menyimak dongeng pada kelas kontrol. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata kelas kontrol sebelum
diberi perlakuan dengan media wayang dongeng mencapai 69,39%
dan setelah diberi perlakuan menjadi 70,66%. Rata-rata nilai
setelah diberi perlakuan meningkat, tetapi tidak setinggi jika dibandingkan
dengan perlakuan menggunakan media ulead.
PENUTUP
Keterampilan
menyimak dongeng masih dianggap remeh oleh siswa. Faktor penyebabnya
adalah penggunaan media yang masih kurang. Untuk mengatasi kesulitan yang
dialami siswa dalam menyiimak dongeng, guru dapat menerapkan pembelajaran menyimak
dongeng melalui media ulead dan
metode resitasi. Pembelajaran menyimak dongeng melalui media ulead dan metode resitasi dapat menarik
minat siswa dan memudahkan siswa untuk menyimak dongeng.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Unting. 2009. Wayang Refleksi Kehidupan Manusia. http://wayang.blogspot.com/2007/03/wayang.
Diunduh tanggal 15 Januari 2011.
Chandra. 2008. Ulead VideoStudio 11
Plus untuk Orang Awam. Palembang:
Penerbit Maxikom.
Danandjaja, James. 2002. Folklor
Indonesia (Ilmu gosip, dongeng, dll). Jakarta: Pustaka Utama Graviti.
Darsono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. Metode
Resitasi. http://re_searchengines.com/art05-65.html. Diunduh tanggal 15 Agustus 2011.
Doyin, Mukh. 2006. Bercerita.
Semarang: LPS & B Jurusan BSI UNNES.
Hamalik, Oemar. 1994. Media
Pendidikan. Bandung: Cipta Aditya Bakti.
0 komentar:
Posting Komentar