Korupsi sudah merebak, merajai
semua bidang pemerintahan Indonesia. Pelaku yang mulai teridentifikasi mulai
dari pejabat rendah sampai pejabat tinggi, bahkan rakyat kecil pun sudah
mengambil peran dalam masalah ini. Disamping menjadi korban utama dampak
perkorupsian, mereka juga berperan sebagai koruptor meskipun dalam tingkatan
kelas teri. Koruptor tidak jauh beda dengan teroris, mereka sama-sama
menyengsarakan rakyat. Memeras keringat rakyat, menghabiskan uang negara tanpa
rasa bersalah.
Mengapa masalah semacam ini
dibiarkan melebar ke seantero dunia termasuk Indonesia? Padahal sudah jelas
dampak yang ditimbulkan luar biasa hebatnya. Mulai dari hutang negara yang
menggunung, pendidikan dan layanan kesehatan yang kurang maksimal, kemiskinan
dimana-mana, dan masih banyak lagi dampak yang ditimbulkan akibat korupsi,
sehingga bukan tidak mungkin negara Indonesia menjadi semakin terpuruk karena
ulah para tikus berdasi. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pejabat tinggi
pemerintahlah yang berlomba-lomba mendapatkan gelar “Koruptor Agung”. Mereka
sudah tidak mempunyai rasa malu lagi merongrong negara dengan dalih dedikasi
kepada negara, padahal mereka merapuhkan pancasila dan undang-undang yang
mereka buat sendiri.
KPK adalah salah satu lembaga
yang bertugas memberantas korupsi. Pertanyaannya apakah KPK sudah menjalankan
fungsinya dengan baik? jAwabannya adalah belum. Mengapa? Karena kita lihat di
kanan kiri masih banyak kasus-kasus korupsi yang belum terungkap, bahkan sudah
terungkap tetapi hanya dibiarkan saja. Uang sogokan seperti debu yang berterbangan.
Sungguh malang orang-orang yang menjadi budak kemunafikan paradigma. Rakyat
adalah cermin penguasa negara kita.
Sudah saatnya kita menata kembali
diri kita. Kita lunturkan dogma perkorupsian di Indonesia. Negara ini mempunyai
hak untuk berkembang. Jangan biarkan ia terinjak-injak karena mental yang loyo.
Mari tingkatkan rasa nasionalisme, dekatkan diri pada agama. Mulailah membuka
mata, lihat bagaimana kehidupan bangsa ini sungguh memprihatinkan bukan? Maka
dari itu, hentikan memakan uang rakyat!
*) Sandra
Novita Sari_Mahasiswa PPG SM-3T
Universitas Negeri Semarang
0 komentar:
Posting Komentar