Gerakan Pramuka di Indonesia mengalami penurunan,
baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
karena kegiatan gerakan pramuka kurang popular atau menarik minat kaum muda,
generasi kepelatihan terhambat, dan dianggap tidak mampu menangkal dan menyelesaikan
masalah kaum muda. Pramuka yang dulu mempunyai kepribadian yang tercermin dalam
satya darma, seiring dengan perkembangan zaman, lambat laun bergeser dari
hakikat yang sebenarnya. Pramuka dianggap tidak relevan dengan fakta,
ketinggalan zaman dan ironisnya lagi anggota gerakan pramuka terlalu suka
dengan simbol-simbol tanpa tau arti dari simbol tersebut. Mereka terlalu sibuk
mencari atribut penghargaan sebanyak-banyaknya tanpa melalui tes atau uji
sebagai syarat untuk mendapatkannya. Lalu pramuka bisa dikatakan mahal karena
sangat terikat dengan seragam beserta pernak-perniknya mulai dari ujung kaki
sampai ujung kepala yang menuntut keseragaman dan kerapian anggota pramuka. Hal
ini merupakan indikasi bahwa pramuka sudah tidak menganut “azas kesederhanaan”
tetapi “azas keglamoran” yang tentu saja membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Kematian kreativitas pramuka untuk menciptakan
produk-produk inovatif, menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Kemandirian
pramuka yang ditampilkan dalam kegiatan memasak setiap kali ada perkemahan
sudah jauh ditinggalkan dan beralih kehal-hal yang instan.
Melihat kemunduran yang terjadi pada gerakan pramuka
maka perlu adanya revitalisasi gerakan pramuka, yang berdasar atas amanat
presiden RI selaku kamabinas gerakan pramuka pada peringatan hari pramuka ke-45
tanggal 14 Agustus 2006. Revitalisasi tersebut dititikberatkan pada
pemberdayaan gerakan pramuka yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan
berkelanjutan untuk lebih meningkatkan peran, fungsi, dan tugas pokok gerakan
pramuka serta memperkokoh kinerja dan eksistensi organisasi karena esensi
gerakan pramuka adalah sebagai wahana penyiapan calon pemimpin bangsa yang
memiliki militasi, idealisme, dan semangat optimisme demi tercapainya masa
depan yang lebih cerah. Berarti gerakan pramuka bisa dijadikan pula sebagai
instrument yang sangat diharapkan kehadirannya bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Peran gerakan pramuka dalam era sekarang harus mampu
mendominasi, mendobrak kefeodalan zaman yang dihinggapi penyakit pesimistis.
Gerakan pramuka harus mengambil peran sebagai pelopor untuk merubah sikap
pesimistis menjadi optimisme, tetapi tetap tidak meninggalkan yang kritis.
Mengembangkan sikap pesimisme, berarti secara tidak sadar bangsa ini telah
merusak diri sendiri. Kegagalan yang terjadi disebabkan karena kita mempunyai
prediksi yang negatif, sehingga hasil yang dicapai pun tidak sesuai dengan
keinginan kita. Begitulah seorang pramuka juga harus bisa mengalahkan
pikiran-pikiran yang dapat menghambat keberhasilannya. Maka perlu ditanamkan
benar-benar dalam kepala kita “ If you think you can, you can. If you think
you can’t, you can’t”. Jika kamu berpikir bisa, kamu bisa. Jika kamu
berpikir tidak bisa, maka yang terjadipun tidak bisa. Oleh karena itu jangan
berpikiran “To be or not to be”, apa yang terjadi terjadilah, itu
merupakan mental yang bobrok bagi seorang pramuka.
Maka tujuan merevitalisasi gerakan pramuka adalah
agar gerakan pramuka diminati dan diterima kaum muda, gerakan pramuka sebagai
wahana membentuk kepribadian. Tetapi jika ditelusuri lebih lanjut, sebenarnya
apa yang direvitalisasi dalam gerakan pramuka? Secara operasional menjadikan gerakan
pramuka sebagai instrument penting dalam menyiapkan generasi muda dan mempunyai
langkah strategis untuk menghidupkan, mengaktifkan, mengembangkan gugusdepan
secara terus menerus, memperbanyak pelatihan pembina pramuka, memperkuat
kepemimpinan dan manajemen kwartir, fungsi mabi diperkuat serta yang tidak
kalah pentingnya dukungan publik harus diperkuat.
Dengan diadakannya revitalisasi gerakan pramuka,
lambat laun kondisi yang tidak stabil ini dapat kembali seperti semula dan
semua anggota pramuka akan tetap pada kesejatian yang sejati. Semoga Aufklarung dalam Gerakan pramuka kian
mencerah. Hidup Pramuka !
0 komentar:
Posting Komentar