Siapa bilang merokok
dapat meningkatkan konsentrasi? Alasan klise para pecandu rokok yang mengatakan
rokok dapat mendatangkan berbagai inspirasi dan ide cemerlang itu terbantahkan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Amerika Serikat menyebutkan
hal sebaliknya. Zat nikotin yang terkandung dalam rokok justru menyebabkan
degradasi atau setidaknya berpotensi menurunkan tingkat perhatian dan
konsentrasi para perokok aktif maupun pasif.
Sejumlah peneliti yang
dipimpin Leslie Jacobson menemukan
fakta bahwa remaja perokok yang juga terkena racun nikotin saat masih berada
dalam kandungan menunjukkan penurunan yang signifikan pada kemampuan
memeperhatikan dan konsentrasi yang berkaitan dengan terganggunya penglihatan
dan pendengaran mereka. Para peneliti menyebutkan bahwa penurunan tingkat
perhatian dan konsentrasi akibat nikotin ini juga berpengaruh pada pria dan
wanita meski dengan cara yang berbeda. Pada wanita misalnya, wanita perokok
dengan kandungan nikotin yang tinggi berpotensi mengalami gangguan pada
kesehatan rahim. Sementara pada pria, zat nikotin berpengaruh pada pendengaran.
Perbedaan pengaruh nikotin pada pria dan wanita sangat tergantung pada kerja
nikotin terhadap produksi hormon.
Bila suatu penelitian
membuktikan adanya penurunan kemampuan konsentrasi akibat pengaruh nikotin,
lalu mengapa pecandu rokok meyakini bahwa rokok dapat meningkatkan kemampuan
berpikir? Menurut ahli, nikotin bekerja dengan meningkatkan daya pacu jantung
sehingga para perokok merasa lebih bersemangat. Selain itu, nikotin juga memacu
produksi zat kimia yang terdapat pada otak yang disebut dipamine, zat ini
berfungsi melegakan pikiran dan menerangkan. Meski demikian, dalam jangka panjang nikotin justru
mengurangi kemampuan otak untuk merasakan efek dopamine, sehingga secara tak langsung
merangsang perokok untuk merokok lebih banyak lagi agar dapat merasakan efek
dopamine yang serupa.
Jika kebutuhan rokok
tidak dipenuhi, maka akan timbul perasaan depresi dan kelelahan yang disebabkan
menurunnya kemampuan otak untuk merespon dopamine tersebut. Inilah fase
kecanduan pada seorang perokok. Jadi untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan
adanya langkah-langkah konkret seperti seminar dan sosialisasi kepada
masyarakat agar mereka mengetahui bahaya yang ditimbulkan zat nikotin dalam
rokok.